Ketua PP Senkom Mitra Polri Teteng Jumara membuka webinar "Peningkatan Kemampuan Mitigasi Bencana Seri ke-4", pada Minggu (1/12). Foto: PHMAL |
Jakarta (1/12). Departemen Penanggulangan Bencana dan SAR Pengurus Pusat (PP) Senkom Mitra Polri menggelar webinar bertajuk "Peningkatan Kemampuan Mitigasi Bencana Seri ke-4" secara hybrid diikuti 200 titik studio mini Pengurus Provinsi, Kota dan Kabupaten Senkom Mitra Polri se-Indonesia, pada Minggu (1/12). Kegiatan itu dibuka oleh Ketua PP Senkom Mitra Polri Teteng Jumara.
Dalam sambutannya, Teteng jumara menyampaikan tentang pentingnya mitigasi bencana. Menurutnya, Indonesia berada dalam ring of fire yang sangat rentan dengan kebencanaan. "Diharapkan dengan dilaksanakannya kegiatan ini dapat mengurangi resiko dan dampak dari bencana yang mungkin terjadi," ujarnya.
Deputi PB SAR PP Senkom Mitra Polri Muhammad Saiful memaparkan alat-alat rescue. Foto: PHMAL |
Sementara itu, Deputi PB SAR PP Senkom Mitra Polri Muhammad Saiful dalam paparannya menyampaikan pengenalan vertikal rescue. "Ini adalah melakukan penyelamatan korban yang berada pada titik yang tinggi menuju titik aman," ujarnya.
Ia juga menjelaskan tentang teknik evakuasi, pengenalan alat rescue saat di lokasi bencana. Menurutnya, perlu adanya pelatihan berkesinambungan. "Dengan seringnya berlatih menjadikan seseorang semakin banyak pengalaman dan memiliki respon cepat yang efisien. Sebab, di lapangan tidak bisa hanya dengan sekali mencoba, melainkan perlu banyak latihan," ungkapnya.
Seorang resque, tambahnya, sangat perlu memahami fungsi dan spesifikasi alat. "Selain itu, dalam melakukan penyelamatan perlu juga adanya disiplin dan kerjasama tim yang mana hal ini juga perlu yang namanya latihan," lanjutnya.
Tak hanya itu, diperlukan pengetahuan pengamatan lokasi bencana untuk melakukan penyelamatan agar penyelamatan korban berjalan dengan baik. "Sehingga perlu dilakukan analisa terhadap lokasi tersebut dengan melakukan komunikasi. Sebab, komunikasi merupakan hal penting dalam melakukan penyelamatan baik kepada tim,saksi, maupun korban," tegasnya.
Ia menegaskan, PP Senkom akan membuat formulasi dan standardisasi untuk peralatan SAR. Pada program kerja 2024, nanti PB SAR akan banyak mengadakan seminar atau pelatihan-pelatihan offline.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi PB SAR sekaligus Anggota BPBD Kota Bogor Djarwo menekankan pentingnya Alat Pelindung Diri (APD) sebelum memberikan pertolongan pada korban bencana. "Jangan sampai kita yang hendak menolong korban malah menjadi korban, apa lagi sampai menjadi korban tak tergolong," ujarnya.
Untuk mengurangi resiko agar korban tidak bertambah maka penggunaan APD menjadi sangat penting untuk mengurangi resiko. Selain itu, ia menekankan pentingnya komunikasi dan penyampaian informasi dalam menangani kebencanaan. "Dalam situasi darurat, kemampuan untuk menyampaikan informasi secara cepat, akurat, dan jelas dapat menyelamatkan korban secara akurat, mengurangi risiko, dan mempercepat proses penanganan bencana," tegasnya.
Ia menambahkan, dengan komunikasi yang efektif, dampak negatif bencana dapat diminimalkan. "Sementara proses pemulihan dapat berlangsung lebih cepat dan terarah," tutupnya. (*Zaky/PHMAL)
0 Komentar
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Sebaiknya komentar sesuai berita yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Komentar ditayangkan setelah melalui moderasi. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA.
Emoji