Bentrok Antara Polisi Dan Massa Pecah Di Depan KPUD Manokwari

Senkom.or.id - Manokwari - Warga berbondong-bondong sangat antusias dan tertib menuju TPS untuk memberikan hak pilihnya yaitu memberikan suaranya di pemilihan umum legislatif 9 April 2014, namun disela waktu pencoblosan ada sebagian warga membuat keributan di TPS karena warga tersebut tidak diperkenankan oleh KPPS untuk memberikan suaranya karena tidak memenuhi persyaratan sebagai pemilih. Namun aksi tersebut masih bisa diredam oleh petugas Hansip yang selalu menjaga keamanan di TPS. 

Selang beberapa waktu warga tersebut datang lagi dengan membawa massa yang lebih banyak dan akhirnya merusak sebagian perlengkapan penunjang yang ada di TPS. Memaksa polisi setempat turun tangan dan akhirnya keadaan bisa terkendali, tidak puas merusak TPS, massa bergerak menuju KPUD Manokwari bergabung dengan massa salah satu calon legislatif yang tidak puas dengan hasil pemungutan suara legislatif massa melakukan tindakan anarkis dengan melempar benda-benda yang ada disekitar. Pihak kepolisian membalas tindakan anarkis pengunjuk rasa dengan semprotan water canon, dan tembakan gas air mata untuk membubarkan massa yang anarkis. Akhirnya massa dapat dipukul mundur dari depan kantor KPUD Manokwari. Polisi menangkap beberapa pengunjuk rasa yang dianggap provokator.
 
Kejadian diatas bukan kejadian sesungguhnya, kejadian tersebut hanya sebagian dari simulasi dalam rangka pengamanan jalannya pemilihan umum legislatif bulan April mendatang oleh jajaran Polres Manokwari pada tanggal 8 Maret 2014 di halaman KPUD Manokwari. 


Dalam simulasi tersebut dilibatkan personil pengendali massa (Dalmas) Polres Manokwari, pasukan anti huru hara Brimob, personil SENKOM MITRA POLRI dan Saka Bhayangkara yang berbakaian preman. Simulasi pengemanan jalannya pemilihan umum ini disaksikan langsung oleh Bupati yang diwakilkan oleh Sekda Kab. Manokwari, Kapolres Manokwari, Dandim dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya.


Menurut Kapolres  Manokwari dalam arahannya selepas simulasi pengamanan pemilu legislatif, AKBP Jhonny Eddizon Isir, S.Ik, MTCP "kegiatan simulasi pengamanan pemilu ini sebagai upaya antisipasi dalam mengamankan berjalannya pemilu 2014. Ada beberapa tahapan antisipasi, sifatnya bertahap dan kami tidak menurunkan pasukan secara penuh. Dalam artian, pada tahapan tertentu kami turunkan terlebih dahulu dua pertiga pasukan yang disiagakan. Itu dilihat dari eskalasi ancaman pada tahapan tersebut,” kapolres manokwari sangat mengapresiasi personilnya dalam kesiagaan seandainya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang mengganggu keamanan dan ketertiban di saat pemilihan umum legislatif 9 april 2014. 

Dan juga kapolres mengatakan pihaknya bersama-sama dengan muspida, muspika, serta masyarakat saling berkordinasi dalam mengamankan pelaksanaan pemilu. Sehingga dapat meredam setiap potensi-potensi yang dapat memicu terjadinya kerusuhan. 


Posting Komentar

0 Komentar