Senkom.or.id | Siaga darurat banjir
Jakarta akan berakhir hingga 12/2/2014. Hingga Jumat (7/2) pengungsi banjir di Jakarta
masih 5.359 jiwa yang tersebar di Jakarta Timur 3.922 jiwa, Jakarta
Selatan 305 jiwa, dan Jakarta Barat 1.132 jiwa. Sedangkan total korban akibat banjir Jakarta 2014 sebanyak 23 orang. Direncanakan pada Senin (10/2), Gubernur DKI Jakarta akan mengadakan
rapat evaluasi dan penentuan tindak lanjut status Siaga Darurat Banjir.
BPBD DKI Jakarta telah mengusulkan kepada Gubernur Jakarta agar status siaga darurat banjir diperpanjang. BMKG telah diminta membuat analisis dan prediksi cuaca wilayah Jakarta untuk bulan Februari hingga Maret mendatang.
BMKG melaporkan bahwa pola hujan 2013 dan
2014 berbeda. Pada 2013 hujan hanya sekali tapi intensitasnya tinggi dan
berikutnya berkurang. Sedang pada Januari dan Februari 2014, intensitas
hujannya lebih rendah tetapi durasinya panjang sehingga banjirnya lama
walau tidak setinggi tahun 2013. Dalam 7 hari ke depan diperkirakan kecenderungan
hujan di Jabodetabek sudah menurun, hujan terjadi dengan intensitas
sedang (20-40 mm/hari) dan bersifat sporadis. Peluang banjir di Jakarta
tetap ada khususnya di daerah-daerah langgganan banjir, seperti bantaran
sungai Ciliwung.
Upaya
mengurangi curah hujan dengan teknologi modifikasi cuaca untuk
mengatasi banjir Jakarta masih dilakukan hingga saat ini. Hingga hari
ke-25 pelaksanaan TMC sejak digelar 14/1/2014 hingga sekarang, total 141
ton bahan NaCl ditaburkan dengan pesawat terbang untuk mempercepat
jatuhnya hujan di luar
wilayah Jakarta. 193 buah kembang api (flare) telah dibakar dan larutan
761 kg CaCl2 diuapkan ke atmosfer untuk mengganggu pertumbuhan awan.
Hasil evaluasi seminggu pertama pelaksanaan TMC mampu mengurangi hujan
sekitar 22%. (humas)
0 Komentar
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Sebaiknya komentar sesuai berita yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Komentar ditayangkan setelah melalui moderasi. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA.
Emoji