Jakarta, 23/09/2021 - Bertempat di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat
pada Rabu 22/9/2021 Presiden Joko Widodo
menyerahkan 124.120 sertifikat tanah hasil redistribusi di 26 provinsi
dan 127 kabupaten/ kota di mana 5.512 di antaranya merupakan hasil penyelesaian
konflik agraria di 7 provinsi, karena Negara berkomitmen mewujudkan reformasi
agraria bagi masyarakat, memastikan ketersediaan dan kepastian ruang hidup yang
adil bagi rakyat.
Dalam sambutannya Presiden Joko Widodo menyatakan komitmennya untuk memberantas
keberadaan Mafia Tanah yang menyebabkan konflik agraria di Tanah Air terus saja terjadi. "Saya mengingatkan kembali
bahwa pemerintah berkomitmen penuh dalam memberantas mafia tanah dan Kepada
jajaran Polri saya minta jangan ragu mengusut Mafia Tanah yang ada " tegas
Jokowi.
Kepala Negara meminta aparat kepolisian tidak pandang bulu dalam
memberantas mafia tanah serta ingin memastikan mafia tanah tidak mendapatkan
ruang gerak bebas karena mendapatkan fasilitas dan bantuan dari oknum sehingga dapat
merugikan masyarakat. "Jangan sampai ada aparat penegak hukum yang
membeking mafia tanah tersebut. Perjuangkan hak masyarakat dan tegakkan hukum
secara tegas," jelasnya.
"Kepada bapak ibu penerima sertifikat saya minta agar sertifikatnya
dijaga. Jangan sampai hilang, jangan sampai rusak atau beralih fungsi atau
dialihkan kepada orang lain. harus betul-betul dijaga. Itu saja," pesan Jokowi
Sementara Dr. Drs. H. Subiyanto, SH., MH., M.Kn Ketua Senkom Mitra Polri menyampaikan “ Konflik
sengketa lahan yang disebabkan Mafia Tanah seakan tidak pernah ada habisnya dan
ujung-ujungnya masyarakat yang dirugikan, ini harus dihentikan .... Maka Senkom
Mitra Polri berkewajiban mendukung penuh upaya pemerintah dalam memberantas
Mafia Tanah” (HAG)
0 Komentar
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Sebaiknya komentar sesuai berita yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Komentar ditayangkan setelah melalui moderasi. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA.
Emoji